Jakarta - Dalang menjadi salah satu image terkenal yang menempel pada diri Sujiwo Tejo. Kemampuannya memainkan wayang sudah ia lakoni semenjak kecil.
Dalang sudah menyatu dengannya. Dalam dialog ringan sebelum wawancara berlangsung, ia berkata sulit menjelaskan proses seorang dalang memulai program wayang dalam kata-kata.
"Kalau dijelaskan panjang. Ya persiapannya semenjak awal itu ya begitu, semua sudah di luar kepala," ujar Sujiwo Tejo kepada detikcom.
"Banyak orang memberikan saya seniman multitalenta. Sebenarnya jikalau saya bisa bilang sendiri, saya cuma bisa ndalang," tuturnya saat ditemui di Karawang belum lama ini usai mengisi sebuah jadwal.
Dalang bukan hanya sekadar kemampuan memainkan wayang. Sujiwo Tejo mengatakan, dalang merupakan kemampuan seni yang menyeluruh.
"Kamu nggak mungkin jadi dalang itu jikalau kamu nggak bisa nyanyi. Itu kan hampir semalam suntuk kan kita nembang. Nah, kamu nggak mungkin jadi dalang jikalau kamu nggak bisa nari, karena kau harus menarikan wayang," ujar Sujiwo Tejo.
"Dan kamu nggak bisa jadi dalang jikalau kamu nggak ada bakat humor, lantaran ada Punakawan menyerupai Semar, Gareng yang harus lucu tapi juga harus bisa drama lantaran ada beberapa peran-peran yang hingga kadang penonton nangis, ibarat Gatotkaca ketika gugur di Baratayudha kemudian Arimbi menangis atau Dewi Kunthi yang melihat anaknya berperang di Baratayudha. Harus komplit," urainya lagi.
"Dari situ, kenapa saya harus berperan, alasannya saya memerankan Wayang, kenapa saya menyanyi bikin-bikin lagu juga, sebab saya harus menyanyi jadi dalang. Jadi jikalau ditanya, Sujiwo Tejo tuh seniman serba bisa, nggak juga. Aku bisanya ndalang," katanya lagi.
Sujiwo Tejo / Foto: Rifkianto Nugroho/detikFoto
|
"Aku menyerahkan ke orang (soal evaluasi itu). Ketika saya berakting, saya sedang menjalankan unsur pedalangan ialah mengaktingkan wayang, ialah yang kebetulan kini wayangnya diriku sendiri. Nah, dikala saya ndalang, itu saya full (utuh)," pungkasnya.